Kamis, 31 Januari 2013

PUDING BLEGEDREK



Udah lama ga bikin puding, pengen bikin ah...,
Sesampai di warung, ternyata si Bu Rt alias yang jual lagi karaoke plus nyuci, nah lo, gimana tuh!
Udah gembar-gembor ga ada yang nyaut.

Eh tu dia Bu Rt nongol, dengan baju singletnya yang bikin Pak Rt klepek-klepek.
"Agar-agar satu buk, ini uangnya." Sembari menyerahkan uang.
"Wah ga ada kembaliannya." Bu Rt nyaut.
"Ya udah deh sekalian beli jajan, biar pas." Balasku

Pas balik ke rumah, ku masukkan semua resep pudingnya. Ternyata sekian lama diaduk ga muncul warnanya. Padahal udah ditambah santan dan susu. Eh lupa, ternyata mereka putih semua denk hehe..
Pantesan pucet ga ada warnanya. Biar ada colournya, ku tambahin kopi bekas minuman bokap, lumayan masih ada setengah gelas. Tinggal nambahin gula sesuai selera.

Eh..buset, gulanya abis. Eh begonya beli agar-agar ga beli gula.
Aduh mesti balik lagi ke Bu Rt ni.

Dari balik pintu kamar mandi terdengar sanyup-sayup tembang kenangan.
"Buk...!"
"Buk...!"
"Tumbas...!"
"Buk ... tumbas.....!"
"Kulonuwun.....!"
"Assalamualaikum....!"
Huft..... " Bu Jamiiil.....!"
Asu tenan (dalam hati)

Muncul juga tu orang
"Bu, beli gula pasir, tadi kelupaan."
"Ini mbak tinggal satu." sambil menyerahkan gula pasir seperempat kiloan.
"Ini Buk uangnya." Sambil menyarahkan uang 10ribuan
Mampus, pasti ga ada kembaliannya lagi
Huuaaaa.... jajan lagi

Tetangga sebelah datang ke rumah. Sebagai tuan rumah yang baik, ku tawarkan dong puding hasil kerja kerasku.
"Gimana mbak, enak?" 
"Uuh..., enak enak, ada rasa kopinya ya." 
 Hehe... dia ga tau ada bekas kopinya bokap disitu wkakakakakak....


Senin, 14 Januari 2013

CINTA dan WAKTU


Alkisah, disuatu pulau kecil tinggallah benda-benda abstrak seperti CINTA, KESEDIHAN, KEKAYAAN, KEBAHAGIAAN, dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu. Air laut tiba-tiba naik dan akan segera menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat menyelamatkan diri. CINTA sangat kebingungan, sebab Ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu, air semakin naik dan mulai membasahi kaki CINTA.

Tak lama kemudian CINTA melihat KEKAYAAN sedang menggayuh perahu. “KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong aku!” teriak CINTA. “Aduh, maaf CINTA, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.”
Lalu kekayaan cepat-cepat menggayuh perahunya pergi. CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan perahunya. “KEGEMBIRAAN!, Tolong aku!” teriak CINTA. Namun KEGEMBIRAAN terlalu  bergembira menemukan perahu, sehingga Ia tidak mendengar teriakan CINTA.

Air semakin meninggi hingga membasahi pinggangnya, dan CINTApun mulai panik. Tak lama kemudian, lewatlah KECANTIKAN. “KECANTIKAN! Bawalah aku bersamamu,” teriak CINTA. “Wah CINTA, kamu basah dan kotor, aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku ini,” sahut KECANTIKAN.
CINTA sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat KESEDIHAN. “KESEDIHAN, Oh KESEDIHAN bawalah aku bersamamu,” kata CINTA. Maaf CINTA, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja.” Kata KESEDIHAN sambil menggayuh perahunya.

CINTA sudah mulai putus asa. Ia melihat air semakin naik dan akan segera menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara, “CINTA mari segera naik perahuku.” CINTA menoleh ke suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Ia naik ke perahu itu tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan CINTA dan segera pergi lagi. Pada saat itulah, CINTA baru sadar bahwa Ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang telah menyelamatkannya itu. CINTA segera menanyakan orang tua itu kepada penduduk pulau, siapa sebenarnya orang tua itu.

“oh orang tua itu tadi?, Dia adalah WAKTU,” kata penduduk. “ Tapi kenapa Ia menyelamatkannku?, Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalkupun enggan untuk menolongku,” kata CINTA heran.
“Sebab, hanya Waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu.”

(dikutip dari buku Cita-Cita karya M. Iqbal Dawami)


Setelah membaca cerita di atas, mata saya jadi terbuka. Ternyata inilah jawaban dari pertanyaanku selama ini. Untuk mendapatkan cinta yang murni hanya bisa ditempuh dengan waktu. Segala beban hiduppun bisa diselesaikan dengan waktu. Kita hanya perlu bersabar, dan bersabar itu butuh waktu. Untuk menjadi orang sukses juga perlu waktu.
Waktu itu lama, waktu itu panjang, waktu itu tua. Dengan waktu kita jadi tahu seberapa besar dari cinta itu.

Rabu, 02 Januari 2013

DIARY NYOKAP PART 1


Ini adalah sebuah buku harian milik ibu tercinta.
Kini sang Ibu telah berpulang, tinggallah sang anak sendirian.
Tanpa teman, sanak kerabat maupun pujaan hati.
Hanya buku ini yang bisa menemani tiap kerinduan yang datang
Si anak tak menyangka jikalau ternyata ibunda seorang  puitis yang menyukai kata-kata
Dibukalah lembar demi lembar buku harian itu, dan dilembar pertama bertuliskan CINTA SEJATI, namun sayang di lembar pertama tak ada tanggal kapan ditulis

Cinta bukanlah kebahagiaan bagi diri sendiri
Mengorbankan diri sendiri dan membuat kebahagiaan pada orang lain itulah
“CINTA SEJATI”
Membiarkan diri kita sendiri menderita dan membuat orang lain bahagia adalah cinta yang mulia, ialah cinta yang tak dapat dinilai kecuali dialami oleh diri kita sendiri
Cinta itu indah! Amat indah bukan!
Keindahan yang seolah-olah gaib, yang tak bisa diurai lewat kata-katameski oleh penyair yang betapapun pandainya, sebab keindahan cinta itu hanya bisa dirasakan oleh hati yang suci, jiwa yang murni
Cinta
Memerlukan pengorbanan
Menuntut penderitaan jiwa dan raga
Memerlukan ketabahan
Menuntut saling pengertian dan
Mengharuskan kesabaran

Itulah definisi CINTA menurut Ibu saya,
Sampai saya menulis tulisan ini, saya belum paham betul tentang cinta sejati itu seperti apa.
Mungin jika ibu masih hidup saya bisa menanyakannya, namun ibu sudah tiada biarlah ini menjadi misteri, biarlah saya baca buku ini sampai saya paham akan maksud CINTA SEJATI



PUISI
Berfaedah apa aku pikirkan hal yang telah lalu biarlah berlalu nan jauh
Lebih-lebih telah berlangsung perpisahan
Tiada lagi yang aku pikirkan dan tiada lagi yang aku harapkan

Mulai kini kualihkan dan kan kutetapkan
Untuk mengapdi dan setia pada kasihku
Yang kan kupupuk dan kusiram selalu
Biar tetap segar bugar dalam kasih sayangku

Sudah sampai saatnya kusadar diri
Menyayangi pemuda idamanku
Ingin selalu disisiku tak kan kukendalikan
Sebagai teman hidup yang abadi

Terhiburlah diriku, tentramlah hatiku
Janganlah kau mendekatiku lagi
Janganlah  coba-coba kau goda diriku

Berpisah...berpisah dan berpisah
Semoga kau bahagia
Dengan kasih

to be continued..
Bersambung dulu tulisan ini, besok nyambung lagi..

WebRep
Overall rating
This site has no rating
(not enough votes)
WebRep
Overall rating
This site has no rating
(not enough votes)