Sabtu, 25 Januari 2014

Favorite Place

Akhirnya menemukan tempat pelabuhan, kenapa melupakan tempat ini. Oh Tuhan, saya sangat beruntung menyukai tempat seperti ini. Ramainya tempat ini adalah bagus, karena itu tandanya banyak yang antuasias untuk belajar. Sepinya juga bagus, itu tandanya banyak orang yang menginginkan kesunyian untuk belajar.

Tempat ini selalu menjadi tempat favorit orang-orang cerdas dan berilmu. Bahkan orang-orang hebat seperti Soekarno pun juga gemar ke tempat ini, dan saya yakin di tempat seperti inilah bisa menciptakan orang-orang hebat di dunia. Karena yang saya tahu kebanyakan tokoh hebat di dunia ini, adalah mereka yang hoby membaca.

Perpustakaan. Semua ada di sini. Dimana pengetahuan diikat dan dikumpukan di dalamnya. Apa yang saya butuhkan semua tersedia. Ketenangan, kesunyian, semangat, motivasi, inspirasi, dan bahkan ilmu yang belum saya ketahui bisa didapat di tepat ini. Wow, amazing, wonderful.

Meski di sini saya sendiri, tapi tak pernah merasakan kesunyian. Dengan buku sebagai sahabat setia yang bisa mengantarkanku menuju gerbang dunia. Oh My God, tank you so much, kau ciptakan buku dan pena. Aku selalu ingat firmanmu (QS. Al Alaq 1-5)

1.      Bacalah!, dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta
2.      Menciptakan manusia dari segumpal darah
3.      Bacalah!,  dan Tuhan engkau Maha Mulia
4.      Dia yang mengajarkan dengan qalam (pena)
5.      Dia mengajari manusia sesuatu yang tidak diketahui

Secara tidak langsung Tuhan meminta umatnya untuk membaca buku, karena dalam ayat tersebut Allah berfirman ‘bacalah’ dan ada kata ‘qalam’ (pena), dan penghubung dari kedua kata tersebut adalah buku. Meski sekarang sudah era digital, namun saya percaya, buku  akan tetap menjadi prioritas utama dalam mencari ilmu. Seseorang yang hoby membaca buku dan membaca media online pasti akan kentara sekali. Hal itu bisa dilihat dari cara dia berbicara, dan pola pikirnya.

Jika ada seseorang yang mengatakan, apa yang Ia ucapkan, tergantung dari apa yang Ia baca. Apa yang dia tuliskan, tergantung apa yag dia baca. Hal itu memang benar demikian. Apa yang kita baca bisa mempenagruhi karakter dan pola pikir kita. Jangan bicara hoby baca jika hanya baca novel, komik, atau majalah. Semakin membatasi bacaan kita, semakin sempit sudut pandang seseorang. Tidak ada batasan dalam membaca, tidak ada batasan dalam menuntut ilmu.

Sarjana finis, no!, master finis, no way!

Haus, lapar,tetaplah berkobar dalam hati dan pikiranku.
Tuhan, jangan pernah kau renggut rasa lapar dan hausku dalam menuntut ilmu
Dan tempat ini akan jadi saksi dimana aku sangat mengagumi qalam Mu

26/1/2014 Perpustakaan Daerah Semarang



Jumat, 24 Januari 2014

makan malam spesial

Seperti biasa, malam ini saya numpang makan lagi di rumah tetangga.
Gak tau kok rasanya nikmat baget bisa kumpul dan makan bareng di keluarga Ibu Salamah. Ya, Ibu Salamah adalah tetanggaku. Meski hanya makan pake sambel dan ikan asin, tapi nikmatnya, Subhanallah sungguh luar biasa. Saya tak pernah merasakan masakan yang dibuat dengan cinta seperti ini. Ibu saya jarang masak, karena beliau sibuk bekerja. Berangkat pagi pulang malam, begitulah Ibu. Saya paham betul sikap beliau. Demi memenuhi kebutuhan keluarga, ibu saya harus kerja mati-matian. Meski sekarang Ibu telah tiada, namun rasa hormat dan cintaku tak akan pernah pudar.

Makan malam di keluarga ini, mengingatkanku beberapa tahun lalu. Pak Kasran, suami bu Salamah yang sudah ku anggap seperti ayahku sendiri, beliau pernah berkata “kamu ini sudah menjadi bagian dari keluarga ini, jika bapak siapkan makan untuk anak bapak, berarti itu sudah ada jatahmu juga.”
Hampir menangis saya mendengar kata-kata itu. Keluarga ini begitu baik terhadapku. Makan, tidur, mandi adalah wajar bagiku jika di keluarga ini. Meski hidup sederhana tapi mereka bahagia. Makan bersama, nonton tv bersama, tidurpun juga bersama. Mereka hanya punya dua kamar, sedang keluarga mereka ada 9 orang. Aku iri. Iri karena tak memiliki keluarga seutuh ini


Keluarga ini seperti keluargaku, meski tak ada darah mereka dalam tubuhku. Aku tak tahu apa yang bisa kuberikan sebagai balasan atas kebaikan kalian. Namun jika Tuhan memberikan kesempatan, akan kubagikan kebahagiaanku pada kalian.

Kamis, 16 Januari 2014

Mom aku sakit

Mom….aku sakit
Mom… aku lapar
Mom.. aku sedih

Mom aku sakit, dan sekarang bertambah sakit.
Tak ada yang peduli, tak ada yang merhati
Tak ada yang membawaku ke dokter atau sekedar menawarkan obat
Tak ada yang mengetuk kamarku, dan tak ada yang berkata masih hidup atau sudah mati
Mom… dia sudah menggantikanmu, bahkan semenjak kau masih ada
Akupun tahu kau merasakannya, sakit bukan

Mom, aku lapar. Dan sekarang aku tak terurus
Tak ada yang memberiku makan, tak ada yang menawariku makanan
Kini aku kurus. Aku tak tau, ku kurus karena tak pernah makan, atau karena tak henti memikirkanmu


Mom, aku sedih. Sedih karena kau telah pergi dan takkan kembali…

Minggu, 12 Januari 2014

Malas Mandi

Jujur sih saya memang jarang mandi. Tapi itu dulu pas jaman sekolah. Sekarang mah… boro boro.

Ngomongin tentang mandi dulu pas jaman sekolah saya pernah punya pengalaman.
Jadi teman-teman saya paham betul jika masuk pagi saya jarang mandi. Pilih mana saya mandi tapi datang telat ato gak mandi tapi molor dikit. Jawabannya gak milih keduanya so karna gak baik semua hehe..
Tapi mesti gimana dong, emang susah mandi pagi, apalagi kalo hari minggu, wah betah mesti seharian gak mandi dan gak gosok gigi,,hehe… sumpah nggilani tingkat dewo.

dulu pas jaman kuliah saya ada cerita sedikit
Waktu itu lagi libur semesteran dan bertepatan dengan hari Kartini. Pas bagun tidur karena rumah belum diberesi dan saya melihat tumpukan sampah memenuhi keranjang sampah, akhirnya saya putuskan untuk membuang sampah yang penuh tersebut ke bak pembuangan sampah sebelah rumah. Saya belum sempat ke wc ataupun sekedar cuci muka ke kamar mandi.

Di saat keluar rumah sembari membuang sampah, saya melihat banyak anak-anak tetangga memakai baju adat daerah.Oh ternyata ini hari Kartini, pantesan banyak anak pake baju begituan. Berhubung saat itu saya baru memiliki kamera baru. Rasanya ingin sekali mengabadikan momen-momen tersebut, sembari belajar motret.

Langsung saja ku samber kamera Nikon d3000ku, langsung membututi anak-anak kartinian itu menuju sekolahnya. Kebetulan sekolah mereka dekat dengan rumah saya (masih satu kampong) yaitu SDN Tandang 08. Ternyata menarik juga memotret anak-anak dengan ekspresi lugu mereka. Ada yang menangis, cemberut, malu, dll.

Disaat saya sedang asik memotret tiba-tiba ada ibu-ibu yang manggil saya. “Mbak tolong fotoin anak saya, nanti saya bayar deh”.
Belum sempat saya jawab, tiba-tiba ada ibu-ibu lagi manggil saya. “Mbak, mbak.. ya kamu mbak, sini.”
Aduh buseeet, firasat saya gak enak nih jangan-jangan tuh ibu guru sekolah ini, kalo dilihat dari seragamnya sih sepertinya begitu. Saya masuk ke sekolah tanpa ijin habis ini pasti bakal di usir.
“Mbak ayo masuk aja, yang anak-anak TK, sepertinya perlu di foto”. Kata ibu guru sembari menggandeng tangan saya dengan sedikit memaksa.
“Ta..tapi buk saya bukan tukang foooot…,”
Belum sempat saya menjawab, ibu itu langsung melanjutkan perkataannya lagi.
“Gak papah…, saya kepala sekolahnya nanti saya yang ijinkan.”
Busseeeeet, mampus gue, kepala sekolah men, bisa berape kalo sampe nolak perintahnya.

Dengan langkah agak sedikit gontai, pasrah dan tak tau apa yang akan terjadi nanti, saya nurut aja di gandeng bu kepala sekolah. Setibanya di kelas tersebut ternyata bukan main, ramenya… gila udah mirip pasar. Disitu banyak anak kecil, mungin sekitar usia 4 sampai 5 tahunan. Ya mereka masih TK dan play group. Dan tak lupa ibu-ibu mereka turut mendampingi. Asal tau aja ibunya lebih heboh dari pada anaknya.
“jadi temanya adalah fashion show dengan baju-baju adat dari berbagai daerah di Indonesia.” Kata Ibu-ibu di sebelahku berusaha menjelaskan tema perayaan Kartini kali ini.

“ya anak-anak nanti kalian maju satu-satu di atas meja ini, lalu kalo sudah sampai depan berhenti dulu, nanti biar di foto sama mbaknya.” Bu kepala sekolah berusaha memberikan instruksi kepada murid-murid
Meski dengan perlengkapan ala kadarnya, seperti meja tulis yang di ubah fungsi menjadi catwalk namun ini cukuplah untuk anak anak seusia mereka. Kalo saya yang naek mah bisa jadi rubuh, karena saya bakalan nari streeptes di atas meja haha..

Tak terasa bayak juga muridnya, ada 53 anak, bayangkan coba. Ada yang menangis, tertawa, malu, ngambeklah dan sebagainya. Belum lagi ibu-ibu mereka yang gak mau kalah.
 “Mbak saya di fotonya jangan dari depan, nanti saya kelihatan jelek.”
“trus dari sebelah mana buk,” Kenapa gak dari belakang aja biar gak keliatan mukanya sekalian hehe..
“dari samping aja biar gak keliatan gemuk, kan nati jadinya bagus.” Kata tu ibu-ibu
“Buk, yang namanya perempuan itu mau difoto dari angel manapun tetap cantik. Kan perempuan punya kecantikannya masing-masing.” Saya mencoba menghasut

Tak terasa sudah jam2 siang. Dari jam 7 mulai bagun tidur sampai sekarang sudah berapa jam ya saya di ini.
Eh Buseeet, jam 7, bangun tidur. Alamak tadi saya abis buang sampah. Eh saya belum mandi, belum gosok gigi dari pagi. Dan saya habis ngomong panjang lebar sama banyak orang, sama ibu kepala sekolah. Saat itu juga, saya tutup mulut saya dan ngacir pulang….

Buat yang merasa cewek kece, cantik, keren dan gaul abieeeezzz…, jangan lupa mandi yah biar enteng jodoh
Jangan seperti saya karena jarang mandi jadi gak laku-laku huahahaha….





Kamis, 09 Januari 2014

KODAK TERANG AJA

Semoga ini tidak (lebay ah…)
1 maret 2013 pukul 09.00 kurang lebih, dengan pinjeman sepeda motor Mio milik teman, saya melaju Kodak Terang  Kaligarang. Setibanya di lampu merah Karyadi dapet telepon dari bos besar (bu Retno), dan ternyata saya disuruh langsung ke Kodak Terang Arteri. Kampret, ini udah mau nyampe Kaligarang masak suruh balik,, busyeeeet kenapa kagak bilang dari kemarin tow buk. Alhasil saya terlambat di hari pertama saya kerja.

***

“Permisi saya Azizah yang mau kerja disini, maaf terlambat tadi abis dari kaligarang, trus jalanan macet trus bla..bla..”
“Oh ya ndak papa,bla..bla…”. Kata om-om yang setelah saya tau namanya adalah Felix Nugroho Kuswardi kalo tidak salah, yang tidak lain adalah bos saya. Dan dari situlah saya mengenal yang namanya Mas Harno, Mas Heru, Risky, mandor kawat, Yudi (kampret), dan Sigit. Eh buset.., kok aku wedok dewe ya??.

***

Hari pertama kerja, biasalah ada sedikit masalah tapi semua bisa diatasi. Maklum masih awam dan belum belajar banyak. Kebetulan toko juga baru buka, jadi masih sepi pelanggan. Saya jadi ingat dulu pas pertama kali buka, semua mata tertuju pada pintu toko, seakan berharap ada seseorang yang masuk, dan apabila ada pengunjung datang, kami  dengan sigap ingin melayani. Ibaratnya pengunjung 1 yang meladeni ada 3 orang. Ya, saya dibuat bingung, seneng, takut dll

***

Speechless sebenernya kalo ngomongin Kodak Terang Arteri
Namun di tempat itu saya belajar banyak. Ya, banyak sekali.  Mungkin tak dapat saya temukan di tempat lain. Terimakasih untuk semuanya, sory curhat  loh hehe…
Terimakasih selama ini sudah menjadi teman, sahabat, bahkan keluarga saya. Terimaksih sudah mengingatkan jika saya salah, dan menjadi guru yang membimbing  saya ke jalan yang benar (ndak yo??)
Dan tak lupa jika saya punya salah yang disengaja,  saya mohon maaf.

Yang bikin kangen
1 Nasehatnya mas Harnou yang sok ngajarin tapi ada benernya sih
2. Om Felix  gue baget
3. Mas brow Heru, playboy cap tawon yang suka’nya ngentup kalo ada cewek hehe..
4. Sigit yang cool, tapi diam-diam ahayyyy…
5. Tetep, masakan mbak Meivy juara
6. Laurensius alias acuong aaa.. dengan status-status curhatannya  yang bikin merinding ke ubun-ubun.
7. Yem suaramu alonke
8. Agen-agen yang gambus, dan konsumen yang reeseek.
9.  Ngerjain anak magang asik yaa hehe..(lanjutkan).
     Dst…

Yang pasti jangan galau setelah baca blog ini. Eh galau itu proses menuju kedewasaan jarene Yem (ndak he’e Yem?..)

Saya tidak tahu kapan bertemu dengan kalian lagi. Tapi yang jelas, pasti saya akan rindukan kalian.

Mohon maaf jika banyak benyinggung perasaan dari yang bersangkutan, itu karena faktor kesengajaan. Hehe…

GWS eh salah GBU denk haha…. See youuuu…