Akhirnya menemukan
tempat pelabuhan, kenapa melupakan tempat ini. Oh Tuhan, saya sangat beruntung
menyukai tempat seperti ini. Ramainya tempat ini adalah bagus, karena itu
tandanya banyak yang antuasias untuk belajar. Sepinya juga bagus, itu tandanya
banyak orang yang menginginkan kesunyian untuk belajar.
Tempat ini
selalu menjadi tempat favorit orang-orang cerdas dan berilmu. Bahkan orang-orang
hebat seperti Soekarno pun juga gemar ke tempat ini, dan saya yakin di tempat
seperti inilah bisa menciptakan orang-orang hebat di dunia. Karena yang saya
tahu kebanyakan tokoh hebat di dunia ini, adalah mereka yang hoby membaca.
Perpustakaan.
Semua ada di sini. Dimana pengetahuan diikat dan dikumpukan di dalamnya. Apa yang
saya butuhkan semua tersedia. Ketenangan, kesunyian, semangat, motivasi,
inspirasi, dan bahkan ilmu yang belum saya ketahui bisa didapat di tepat ini. Wow,
amazing, wonderful.
Meski di
sini saya sendiri, tapi tak pernah merasakan kesunyian. Dengan buku sebagai sahabat
setia yang bisa mengantarkanku menuju gerbang dunia. Oh My God, tank you so
much, kau ciptakan buku dan pena. Aku selalu ingat firmanmu (QS. Al Alaq 1-5)
1. Bacalah!, dengan nama Tuhanmu yang
telah mencipta
2. Menciptakan manusia dari segumpal
darah
3. Bacalah!, dan Tuhan engkau Maha Mulia
4. Dia yang mengajarkan dengan qalam
(pena)
5. Dia mengajari manusia sesuatu yang tidak
diketahui
Secara tidak
langsung Tuhan meminta umatnya untuk membaca buku, karena dalam ayat tersebut
Allah berfirman ‘bacalah’ dan ada kata ‘qalam’ (pena), dan penghubung dari
kedua kata tersebut adalah buku. Meski sekarang sudah era digital, namun saya
percaya, buku akan tetap menjadi prioritas
utama dalam mencari ilmu. Seseorang yang hoby membaca buku dan membaca media
online pasti akan kentara sekali. Hal itu bisa dilihat dari cara dia berbicara,
dan pola pikirnya.
Jika ada
seseorang yang mengatakan, apa yang Ia ucapkan, tergantung dari apa yang Ia baca.
Apa yang dia tuliskan, tergantung apa yag dia baca. Hal itu memang benar
demikian. Apa yang kita baca bisa mempenagruhi karakter dan pola pikir kita. Jangan
bicara hoby baca jika hanya baca novel, komik, atau majalah. Semakin membatasi
bacaan kita, semakin sempit sudut pandang seseorang. Tidak ada batasan dalam
membaca, tidak ada batasan dalam menuntut ilmu.
Sarjana finis,
no!, master finis, no way!
Haus,
lapar,tetaplah berkobar dalam hati dan pikiranku.
Tuhan,
jangan pernah kau renggut rasa lapar dan hausku dalam menuntut ilmu
Dan tempat
ini akan jadi saksi dimana aku sangat mengagumi qalam Mu
26/1/2014 Perpustakaan Daerah Semarang