Dari kemarin nulis temanya serius terus, abis gimana gak ada bahan tulisan, dan mood emang lagi serius.
Lagi ga ada tema yang mau ditulis, jadi bingung mau nulis apaan.
Ga ada buku bacaan, nonton tipi doang juga bosen, isinya kalo gak infotaiment yang isinya sensasi para artis, atau ftv yang artisnya itu mulu.
Tapi sedikit terhibur dengan tayangan Warkop barusan. Gak tau tuh, saya kok gak pernah bosan nonton Warkop ya, meski sering diputar di televisi. Meskipun film jadul dan semua personilnya udah pada meninggal (kecuali om Indro) tapi saya tetap suka.
Benda lain sebagai hiburan saya adalah adalah laptop Compaq 510 dengan modem Smartfren yang saya beli 2 tahun lalu, dan juga radiotape POLYTRON milik Ibu. Cukup Frambors, dan Traxfm jadi canel pilihan. Benda-benda ini cukup menghibur dikala tak ada buku dan tak ada teman untuk ngobrol.
Tanpa sadar ternyata saya kecanduan gadget juga, meski tak terlalu freak. Tiap bulan saya harus sisihkan uang untuk membeli pulsa modem. Meski hanya bisa beli paketan yang paling murah.
Gadget yang ingin saya beli selanjutnya adalah kamera baru hehe... Yup Nikon 5200, semoga kau terbeli akhir tahun ini, yah kalo belum mampu tahun depan ga papalah. And the next Iphone
Alon-alon asal kelakon, gak perlu memaksakan diri. Memang untuk saat ini saya lebih pantas pake Nikon D3000, dan lebih cocok pake LG. Compaq juga paling pas saat ini, dibandingkan Macbook yang belum bisa terbeli.
Tahun depan harus kerja ekstra keras, selain untuk mengejar benda-benda di atas, banyak hal lain yang harus dikejar. Diantaranya kursus bahasa Inggris yang tertunda, dan persiapan untuk S2. Benar-benar sibuk.
Sibuk duite, sibuk tenogone, but I'm enjoy for this. Semoga semua berjalan lancar amin..amin..
Minggu, 27 Oktober 2013
Rabu, 23 Oktober 2013
Janji Anak Negri Part 2
Seperti yang sudah pernah saya tulis sebelumnya bahwa dalam lagu ciptaan Kusbini berikut ini:
Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengapdi
Bagimu negeri jiwa raga kami
Dari lirik lagu tersebut mengisyaratkan bahwa sudah sepantasnya semua anak negri berjanji untuk mengapdi pada ibu pertiwi, tentunya pengapdian dalam hal positif.
Setiap orang pasti punya cara sendiri dalam menunjukkan rasa cintanya dengan tanah air.
Dan mulai saat ini, saya berjanji untuk negeri akan belajar sampai mati. Saya tidak akan berhenti belajar sampai kapanpun. Saya akan kumpulkan buku-buku dan ilmu saya untuk ku persembahkan pada negri ini.
Sudah dua bulan yang lalu saya tekatkan untuk menyediakan buged khusus untuk membeli buku. Jadi intinya saya wajib beli dan membaca buku minimal 1 buku dalam sebulan. InsyaAllah jika Tuhan merestui saya ingin memiliki perpustakaan mini, sukur-sukur besar, dan siapapun yang ingin datang untuk belajar monggo dengan senang hati.
Itu salah satu investasi juga menurut saya. Bedanya itu jenis investasi akhirat. Jadi cuma dapet pahala doang
Semoga ini bisa menginspirasi, maaf negaraku hanya itu yang bisa kulakukan
Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengapdi
Bagimu negeri jiwa raga kami
Dari lirik lagu tersebut mengisyaratkan bahwa sudah sepantasnya semua anak negri berjanji untuk mengapdi pada ibu pertiwi, tentunya pengapdian dalam hal positif.
Setiap orang pasti punya cara sendiri dalam menunjukkan rasa cintanya dengan tanah air.
Dan mulai saat ini, saya berjanji untuk negeri akan belajar sampai mati. Saya tidak akan berhenti belajar sampai kapanpun. Saya akan kumpulkan buku-buku dan ilmu saya untuk ku persembahkan pada negri ini.
Sudah dua bulan yang lalu saya tekatkan untuk menyediakan buged khusus untuk membeli buku. Jadi intinya saya wajib beli dan membaca buku minimal 1 buku dalam sebulan. InsyaAllah jika Tuhan merestui saya ingin memiliki perpustakaan mini, sukur-sukur besar, dan siapapun yang ingin datang untuk belajar monggo dengan senang hati.
Itu salah satu investasi juga menurut saya. Bedanya itu jenis investasi akhirat. Jadi cuma dapet pahala doang
Semoga ini bisa menginspirasi, maaf negaraku hanya itu yang bisa kulakukan
Selasa, 15 Oktober 2013
Menantang Jodoh
Kita
menantang impian"
Di
atas awan kita kan menang…
Pasti
pernah dengar lirik itu kan, yang pernah mendengar pasti tau maknanya.
Sungguh
kata-kata itu ibarat perisai bisa membuat orang jatuh atau sebaliknya.
Kata-kata
yang membangun bisa membengkitkan semangat seseorang, namun apa yang terjadi
jika kita salah sasaran. Maksudnya orang orang yang disemangati justru
menasehati sebaliknya. Seperti yang terjadi dengan saya beberapa hari yang
lalu.
Teman
saya ada yang membuat status di facebook yang menyatakan bahwa dia ingin mapan
dulu sebelum menikah. Banyak komentar-komentar yang diberikan oleh teman-teman
lain hingga saya berkeinginan ikut memberikan komentar. Sayapun berkomentar ”
bagaimana kalau kita taruhan tidak menikah sebelum sukses”. Hahaha… niatnya sih
Cuma bercanda namun saya pun diserbu temen-temen saya. Saya diprotes keras,
katanya jodoh itu takdir dan itu urusan Tuhan, tidak ada yang tahu kita akan
menikah kapan. Hah.. apa bener!
Ya
jodoh memang takdir Tuhan. Tapi Tuhan tidak bekerja sendiri, tangan kita ikut
menentukan jodoh kita, karena Tuhan hanya memberikan pilihan, memberikan
alternative buat kita. Kitalah yang memilih siapa yang cocok dengan kita. Ingin
menikah usia berapa itu juga pilihan kita, ingin menikah dengan yang kaya, yang
miskin, yang jelek atau yang sama jeleknya dengan kita hehe.. itu juga pilihan
kita.
Jika
ada seseorang yang mengalami gagal percintaan atau gagal pernikahan apakah
lantas dia akan menyalahkan Tuhan,
“ Tuhan mengapa kau jodohkan aku dengan orang
kere seperti dia, mengapa dulu dia jelek, sekarang tambah jelek, coba dulu kau
jodohkan aku dengan selain dia pasti nasipku tidak seperti sekarang,”
Tuhan
menjawab:” Derita lo, siapa suruh milih dia, orang bau apek gitu kok dipilih.
Siapa suruh tidak mendengarkan nasehat orang tua, orang tuamu kan cuma
berpesan, sekolahlah dulu yang bener, jadilah orang yang berguna, bahagiakan
dulu orang tua yang sudah merawatmu sejak kecil baru bahagiakan orang lain.
Kalo kamu nikah sama orang bego, ya kamu bego juga!
Trus
jika terjadi demikian masihkah kita berpendapat bahwa menikah itu takdir Tuhan?
Takdir
dan nasip memang beda tipis, namun yang namanya nasip sudah tentu kita yang
menentukan. Sukses tidaknya seseorang, itu tergantung dari usahanya sendiri.
Takdirpun sama saja, kita berhak menentukan takdir kita. Kita berhak menentukan
ingin berjodoh dengan siapa, karena kitalah yang menentukan dengan siapa kita
ingin menikah, tentunya Tuhan yang memberikan opsinya, kita tinggal memilih
mana yang cocok dengan kita, jika pilihan kita baik, nasip kita baik, Tuhan
juga pasti memberikan yang terbaik yang dimilikinya. Dengan begitukan kita sedikit meringankan beban Tuhan dalam hal
mencarian jodoh, yak kan…
Jadi
tidak ada lagi kata-kata curhatan penyesalan salah memilih jodoh, selama tidak
terburu-buru mengambil keputusan, melibatkan Tuhan, dan mendengarkan nasehat
orang tua, pasti Tuhan berikan jodoh yang terbaik
Langganan:
Postingan (Atom)