Sabtu, 28 September 2013

Graduation Day

hmmm saya tidak tahu harus komentar apa tentang hari bersejarah bagi setiap mahasiswa. Untuk kali ini mungkin perasaan saya berbeda dengan yng lain, perasaan bahagia tapi sedih, marah, sebel emosi, kecewa de el el...

Ini babak baru. cerita baru, semangat baru, dan ini dimulai dari 4tahun yang lalu disaat kita tak saling mengenal hingga akhirnya saling memahami satu sama lain sampai terbentuk Ilkom Sonten Class yang luar biasa dahsyatnya hahaha....

Sampai bertemu lagi kawan, terimakasih kalian sudah memahamiku tanpa kuminta, begitu pula sebaliknya.
Selamat menempuh hidup kalian masing-masing, semoga semua indah saat kita dipertemukan kembali.



ternyata saya lebih mirip waria

akibat kramas dikampus (jangan ditiru!)



Minggu, 15 September 2013

Marah pada Siapa?

Setiap orang pasti pernah mengalami kekecawaan, entah dikecewakan oleh teman, orang tua bahkan pasangan sekalipun. Sayapun juga pernah mengalami kekecewaan serupa.
Yang jadi masalah adalah apakah dengan dikecewakan lantas kita membenci orang tersebut?
Boleh saja jika jika menaruh dendam dengan seseorang karena sifat manusia memang demikian, namun dendam tersebut harus segera digantikan dengan memaafkan. Tuhan saja maha pemaaf masak kita tidak, klise memang.
Namun jika yang mengecewakan kita adalah Tuhan bagaimana, akankah kita memaafkan Tuhan?
Saya sempat merasa marah dengan Tuhan karena beliau tidak mengabulkan doa saya. Sejak dulu sehabis sholat saya selalu berdoa padaNya “Ya Allah, doaku cuma satu, berikan aku kesempatan untuk membalas kebaikan Ibuku, berikan aku kesempatan menjadi orang besar agar bisa melihat ibuku menangis karena bahagia. Berikan satu kesempatan saja Tuhan, selanjutkan terserah engkau mau apakan aku.”
Namun Tuhan tak kabulkan doaku, Ibuku harus pergi selama-lamanya, sebelum melihatku wisuda, bahkan sebelum melihatku jadi orang besar. Tangis kebahagiaan yang ku harapankan berubah menjadi tangis pilu yang menyakitkan.
Aku baru tahu jika orang koma juga bisa menangis, maklum saat itu ibu berbaring lemah tak sadarkan diri selama 7jam akibat hipertensi. Aku juga tidak menyadari jika itu tangisan terakhirnya. Jika aku tahu pasti cepat-cepat ku hapus air matanya dan berucap
 “Bu, Tuhan itu baik, Tuhan pasti kabulkan permohonanku. Tuhan pasti jadikan aku orang besar, supaya ibu bisa menangis bahagia karena melihatku.”
Namun itu tak pernah terjadi. Tuhan tak kabulkan permohonanku.
Lantas, apakah dengan begitu aku membenci Tuhan, dan memakinya
Tuhan itu ada dalam jiwa setiap hambanya, ya.. ada dalam diri masing-masing orang. Tuhan memang tidak berwujud tapi Dia ada. Jika kita memaki Tuhan berarti kita memaki diri sendiri, jika kita menyalahkan Tuhan berarti kita menyalahkan diri sendiri. Ada pepatah yang menyatakan ‘suara hati adalah suara yang paling jujur,” ya itu betul, karena itu adalah suara Tuhan.
Tuhan akan dekat selama Dia selalu dilibatkan dalam berbagai keputusan, dan sebaliknya. Lalu apakah sampai detik ini saya masih marah dengan Tuhan?..
Ya, saya masih marah dengan Dia, Tuhan masih punya hutang ke saya, yaitu menjadikan saya orang besar, dan kali ini doa saya gak tanggung-tanggung. Saya ingin seluruh Ibu-ibu yang melihat saya bisa menangis bahagia. Tuhan yang Maha Pemurah pasti mengabulkan doa saya.

(Just Kidding Tuhan)

Jumat, 06 September 2013

Janji Anak Negeri

Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengapdi
Bagimu negeri jiwa raga kami

Miris gak kalian baca lirik lagu diatas.

Tentunya semua orang Indonesia kenal lagu itu dan pasti pernah menyanyikannya waktu SD.
Lagu ciptaan Kusbini ini nyaris dilupakan oleh masyarakan kita terutama anak mudanya
Padahal dalam lagu ini maknanya dalam sekali, yakni janji seorang anak negeri terhadap tanah airnya
Apakah kita sudah menepati janji kita terhadap ibu pertiwi?
Apa yang sudah kita berikan untuk bangsa ini?

Andai saja anak negeri ini mau mendengarkan nasehat dari presiden Amerika Jhon F Kennedy

"Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!", pastinya negara ini tidak mawut seperti sekarang.

Saya berangan angan suatu saat nanti entah di jaman anak cucu saya nanti keadaan sudah berubah. Para generasi sibuk belajar dan berlomba-lomba dalam prestasi. Bukan sibuk berdemo dan korupsi. Sedang para mentrinya sibuk berdiskusi untuk kemajuan negara bukan sibuk cari istri. Para ulama sibuk mengobarkan semangat kemajuan bukan sibuk tampil di tivi.


Aahhh seandainya itu terjadi sungguh saya tidak akan pernah menyesal dilahirkan di negeri ini,

namun saya tetap bangga dengan segala permasalahan pelik di dalamnya. Meski ini menyakitkan negara ini bisa bangkit jika manusianya mau berubah, khususnya anak muda. 

Ayolah sudahi dulu pacaranmu, pacarilah buku yang akan menuntunmu ke arah lebih baik

Tuhan juga pernah berfirman dengan ilmu maka akan ditinggikan derajad seseorang
Bahkan dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa membaca itu penting, karena itu firman langsung dari Tuhan (baca QS Al Alaq 1-5)

Dengan banyak belajar dan membaca kita akan teralihkan dari hal-hal yang negatif, kita jadi tahu langkah apa kedepannya untuk membaiki nasib kita dan nasib bangsa ini tentunya. Jangan sampai orang-orang bodoh yang menguasai bangsa ini, yang hanya mengeruk keuntungan semata.


Ingat janji kita,

Bagimu negeri jiwa raga kami

Rabu, 04 September 2013

Urang Aring

Urang aring
Sudah hampir 1 tahun semenjak nyokap ga ada, saya gak pake minyak rambut. Maklum sekarang susah nyari minyak orang- aring, yaitu minyak rambut warna hijau yang terbuat dari daun urang-aring. Kebanyakan wanita jaman sekarang lebih suka ke salon daripada menggunakan perawatan sendiri di rumah. Kalau saya sih malas ke salon karena kantong pes alias mahal dan gak suka bau obat-obatan salon, bikin pusing.
Minyak urang-aring sudah menjadi kebiasaan dan warisan turun temurun dari leluhur saya. Nenek dan ibu saya pakai, saya pun pakai hahaha… udah mirip tagline iklan yak,, iklan apaan ya hehehe.


Sudah jadi kebiasaan pake urang-aring, jadi kalo gak pake rasanya gimana gitu. Dulu sempat beli minyak urang aring dalam bentuk gel, merknya Mirabella, tapi setelah saya pakai hingga mau habis baru terasa bedanya. Urang-aring gel membuat rambut jadi kering, tidak bisa mengkilat dan lembab di rambut. Memang baunya lebih wangi dan segar, namun membuat rambut kurang bersinar menurut saya.
Teman saya ada yang bilang, kalo pakai urang aring bikin debu nempel di rambut. Ah masak sih, kalo pengen debu gak nempel di rambut pake helm aja selamanya, dijamin debu gak akan pernah nempel. Dan urang aring tuh jadul banget, kayak nenek-nenek jaman dulu. Ya iyalah itukan warisan leluhur yang harus dilestarikan


Tapi jangan disamakan rambutnya Sandra Dewi dengan Eva Arnas, tentu beda. Sandra Dewi adalah ikon model rambut jaman sekarang, yang sudah mengenal salon dan shampoo dengan berbagai kemasan. Berbeda dengan Eva Arnas, artis 80an kalo gak salah, dengan rambut ikal hitam yang begitulah… lihat sendiri di internet yah he..,
Jadi tentunya efek yang ditimbulkan juga berbeda, so jangan disamakan antara urang aring dengan produk-produk perawatan rambut sekarang, beda jaman beda merk, beda hasil. Namun itu alami tanpa efek samping. Meski hasilnya agak mengkilat-mengkilat macam habis nyemplung di penggorengan, dijamin bikin rambut sehat.

Tapi saya terkadang masih malu untuk mengakui menggunakan urang-aring karena ledekan teman saya. Suatu ketika saya mencari minyak urang aring dimana-mana, di pasar, di kios-kios di pinggir jalan namun tidak menemukan. Hingga suatu hari, disaat saya melewati sebuah warung di pinggir jalan ada botol warna hijau menarik perhatian saya. Semoga itu bukan minyak kayu putih cap gajah atau minyak telon caplang. Saya berhenti dan memastikan botol apakah itu, dan terlihat jelas bertuliskan ‘Nadia, urang aring.’ Senangnya hati ini bak menemukan lelaki idaman ditengah pasar.
 “ Misi mbah, ada minyak urang aring?” Sebelumnya basa-basi dulu sama nenek penjual warung, meskipun udah tau ada barang yang saya cari.
“Oh ada mbak, saya ambilkan.”
Setelah menemukan botol ijo tersebut nenek langsung menyerahkan padaku
“Ini mbak.”
Tertera label 5000, wah mahal juga sekarang. Satu botol kecil harganya 5rb, tapi tidak apa-apalah toh jaman sekarang susah mendapatkannya.
Setelah membayar, tuh nenek tiba-tiba ngomong
“Pasti buat Ibuk ya?”
Eh nenek ini, kenapa dia bilang begitu, emang yang harus pake ibu-ibu ya.
“eh iya, eh buat mbah saya, eh buat ibu saya juga, eh.. iya.” Duh jadi belepotan kan jawabnya
“pasti tadi pas mau pergi dititipin mbahnya ya, nduk nanti beliin urang aring ya, hehehe…” nenek tertawa sambil terkekeh-kekeh.

 
setia dengan kemasan hijau dan pita di atasnya


Ih dasar nenek-nenek. Ini buat saya, bukan buat nenek atau siapapun. Toh gak ada yang mau make selain saya, karena ini produk jadul yang langka dan yang sulit dicari di supermarket, jadi ini produk mahal menurut saya. Tapi jangan samain saya dengan nenek-nenek dong, ini penghinaan. Emang yang boleh make nenek-nenek doang